Hari-hari yang biasa

subuh
kubuka rubrik terbaru
petani dihadapi kokangan peluru
hutan hujan dipayungi api yang memburu
begitu angkuh
semua direkuh
melulu soal urusan dalam saku.

pagi
setelah sesapan kopi berenergi
hadapi dunia yang bergantung materi
dikawani hippies dan hedonies telanjang menari
merangkai kode merobek jemari
meringis melawan jati diri
mengikis idealis untuk berkompromi tiap hari.

tiba senja
dikelilingi moralis pemuja
mendandani pencipta
mencaci sesama
mendidih setiap butir darahnya
mari kapitalisasi alam baka!
teriak lantang si cupet dengan ikat kepala:
“ayo-ayo! dijual tiket masuk surga!”.

malamnya
mari bermuram duka
dibayangi fasisme negara atau radikalis agama
hanya dua, tak ada opsi ketiga.
lima tahunan sudah menjadi agenda
massa, kuasa dan mulut berbisa
tentang anak dengan ibunya
si kuasa dengan kontradiksinya
atau si petapa yang selesai dari pengasingannya?

0 comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.